Be the best version of yourself
-
There is no more time to waste around. You should get together all the
dreams that you have dreamed since then. Chase them all.
I want to do what I love...
Rabu, 01 Juli 2015
Minggu, 22 Maret 2015
Kenapa Kau Mau Bersamaku?
Aku mencintaimu, sebab itu aku ingin bersamamu.
Kenapa kau mencintaiku?
Apakah cinta perlu alasan? Dia datang dengan sendirinya.
Iya, aku tahu. Maksudku, apa yang membuatmu jatuh hati dari seorang aku.
Apa itu penting?
Tentu saja, aku takut kau terlalu tinggi menilaiku, dan kau akan kecewa setelah tahu aku tak sehebat dugaanmu. Aku justru senang jika kau bisa mengenali sisi-sisi buruku.
Kenapa begitu?
Begini, aku tak ingin kau mencintaiku karena terlalu buta dengan sifat baikku yang nampak. Dengan kau menerangkan apa yang membuatmu tertarik, paling tidak aku bisa meluruskan sesuatu yang kau lebihkan. Jika kau paham seperti apa kurangku dan kau tetap memilih bersama, paling tidak kau sudah cukup siap menghadapi kemungkinan yang akan datang saat aku belum bisa mengatasi sifat-sifat burukku.
Aku ingin memulainya dengan kejujuran. Aku tak akan berusaha menutupi apa pun yang buruk dariku. Dengan begitu, kau paham, memilih bersamaku kau juga harus berani menanggung risiko yang mungkin datang. Tentu saja aku terus berupaya memperbaikinya. Tapi kurasa kau cukup paham, tidak mudah menangani sifat yang sudah mengakar.
Baiklah, aku ceritakan semua yang membuatku tertarik. Jika ada yang salah, tolong dijelaskan. Setelah aku tahu semua sifat burukmu, aku pun akan menjelaskan hal-hal yang mungkin belum pernah kau kenali. Aku berharap kau pun mau jujur, bisa menerima atau tidak.
Deal?
Deal, kita saling mengenali dulu. Jangan buru-buru, aku takut kau salah pilih. Maksudku, aku takut mengecewakanmu.
Aku juga.
:)
:)
Selasa, 17 Maret 2015
Terus Berjalan Meski Pelan
Dear sahabat... Kita sama-sama tengah beranjak dari kenangan, meski tubuh masih kuyup oleh guyurnya, teruslah berjalan. Biarlah orang memandang dengan tatapannya yang penuh tanda tanya, biarkan saja.
Sedikit demi sedikit langkah kita akan menjatuhkan kenangan tanpa disengaja. Mereka akan jatuh ke tanah, meresap. Mereka akan jatuh di jalan-jalan beraspal, menguap.
Teruslah berjalan meski pelan, tetaplah beranjak meski berat. Waktu tidak mengubah apa pun, langkah kitalah yang menggerakan tangan Tuhan untuk membuka jalan-jalan yang baru, jalan yang selama ini selalu tertutup butanya mata hati.
Kenangan memang tak bisa dilupakan, tapi mereka bisa tertinggal tanpa disengaja. Meski bisa saja kelak mereka datang tanpa diduga, banyaknya pemahaman baru akan membuat kita lebih kebal menghadapinya.
Teruslah berjalan, itu saja.
Senin, 16 Maret 2015
Tekad Itu Yang Menentukan
Belajarlah berpikir lebihsederhana (yang namanya belajar ya enggak langsung bisa, tapi kalau enggak mau belajar ya susah bisa). Bahwa kehidupan memang selalu ada risiko, bahwa setiap risiko tidak bisa terus menerus dihindari.
Karena seringkali tanpa sadar kita tengah bunuh diri dengan ruetnya pemikiran kita sendiri. Semakin banyak ruetnya, semakin sering pula waktu terbuang, sadar-sadar sudah kembali dihimpit sesal.
Sadarkah kita, sering kali kita terlalu manja pada perasaan, seakan-akan mereka ada tujuan paling utama, padahal banyak kewajiban yang masih terlupakan.
Sudah yakinkah yang benar kewajiban sudah dikerjakan dengan matang?
Oh, Tuhan, betapa rasa memang memabukkan, karena sekalinya kita menelan bulat-bulat kita jadi makin ketagihan.
Hanya yang benar-benar bersungguh, yang akan lebih cepat menemukan jalan.
Sudahkah kita benar bersungguh?
Oh, Tuhan, betapa kita terlalu terlena pada gunung perasaan. Bahwa kita, tengah dengan senang membiarkan perasaan menjajah harapan-harapan baik yang masih Engkau sembunyikan di hari depan. Betapa kita tengah menjadi perugi yang tak lekas sadar diri.
Sudahkah kita benar bersungguh?
Oh, Tuhan, betapa kita terlalu terlena pada gunung perasaan. Bahwa kita, tengah dengan senang membiarkan perasaan menjajah harapan-harapan baik yang masih Engkau sembunyikan di hari depan. Betapa kita tengah menjadi perugi yang tak lekas sadar diri.
Waktu tidak akan mengajarkan apapun, selain kita yang benar bertekad mau mempelajari alur kehidupan.
Mungkin Aku Lelah…..
Ketika rasa sakit itu mengunjungiku lagi, aku hanya menunduk lalu menangis. Tak bosan-bosannya dia menengokku. Sudah ratusan kali dia datang, bahkan sudah triliyunan tetes airmataku yang jatuh. Coba tanyakan padanya, mengapa harus aku? aku sudah tau rasanya sesak didada karna menahannya, aku sudah paham rasanya lemas disekujur tubuh ketika dia datang, aku sudah mengerti saat tanganku dingin dan gemetar karna takut menghadapinya, akupun sudah hafal rasanya kehilangan keseimbangan tubuh yang membuatku terjatuh karena tidak sanggup mengatasinya, bahkan aku selalu ingat tangisan pilu setiap aku merasakannya, iya, dia: rasa sakit.
Lalu mengapa harus aku yang lagi-lagi kau singgahi? Aku tidak mengerti apakah ini membuatku semakin kuat atau justru semakin rapuh? Tapi yang pasti, aku lelah.
Langganan:
Postingan (Atom)