Labels

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 05 Agustus 2014

Nasihat tuk Diri Sendiri

Tuhan akan selalu memberikan apapun yang kita minta, karena itu telah menjadi salah satu jaminan-Nya. Tetapi, apa yg diberikan Tuhan tidak selalu sama persis dengan apa yang kita minta. Tuhan selalu tahu apa yang terbaik untuk kita, bahkan sebelum kita memintanya, meski terkadang kita sendiri tak tahu dimana segi terbaik dari apa yang telah diberikan-Nya.

Mintalah selalu apa yang kita inginkan dalam doa-doa, tetapi selalu bersedialah untuk menerima dengan lapang hati apapun yang diberikan Tuhan dalam hidup kita. Suatu saat kita pun akan menyadari bahwa apa yang diberikan-Nya itu ternyata lebih baik, bahkan teramat sangat lebih baik, daripada apa yang telah kita minta.

1 Mulut, 2 Telinga

Salah satu kebutuhan mendasar manusia adalah kebutuhan untuk didengarkan. Kebutuhan ini bisa jadi kebutuhan yang lebih tinggi, atau setidaknya sederajat dengan kebutuhan mereka pada makan dan minum. Tetapi, hanya sedikit sekali dari kita yang mencoba memuaskan dahaga mereka untuk didengarkan. Kita justru sering kali lebih suka berbicara dan meminta didengarkan, tanpa pernah merenungkan mengapa Tuhan hanya menciptakan satu mulut dan dua telinga. 

Keluarga kita, saudara, tetangga, dan teman-teman kita, semuanya butuh didengarkan. Barangkali kebutuhan semacam ini terkesan ‘primitif’ dan tidak ‘ilmiah’. Tetapi, bukankah kita sendiri juga merasakan kebutuhan yang sama? Ketika seseorang datang dan menceritakan masalah-masalahnya, sebenarnya dia tidak berharap memperoleh solusi atau kata-kata dorongan apa pun, dia hanya butuh didengarkan, butuh sepotong hati yang bisa berempati dengan tulus. 

Keterampilan mendengarkan mungkin terkesan tidak penting dan tidak perlu dipelajari apalagi sampai dipraktekkan. Tetapi, kalau kita ingin tahu, keterampilan inilah yang menjadi salah satu penyebab kesuksesan Aristottle Onnasis hingga bisa menjadi seorang multi-jutawan dari hasil usahanya. 

Orang yang pernah hidup bersama Onnasis sering menceritakan bahwa bila mereka berhadapan dengan Onnasis, ia memberikan kesan bahwa mereka adalah manusia paling penting di dunia—karena kemampuannya dalam mendengarkan dengan sungguh-sungguh. Siapa yang tidak bisa suka pada orang yang semacam itu? 

Kemana Tujuan Kita?

Kehidupan ini memberikan jalan bagi siapa pun yg tahu kemana tujuannya. Karenanya, luangkanlah waktu untuk menentukan tujuan hidup yang ingin diraih, yang ingin dicapai. Dengan mengetahui tujuan hidup yang ingin dicapai, perjalanan hidup pun tidak berjalan secara ngawur—kita selalu tahu kemana harus melangkah, kemana harus menuju. Bahkan apabila rencana awal yang telah disusun tidak berjalan dengan mulus, kita dapat mengubah rencana tanpa harus mengubah tujuan hidup kita.

Menurut penelitian yang dilakukan banyak pakar, terbukti bahwa kurang dari lima persen dari suatu masyarakat yang mau secara sadar menentukan tujuan-tujuan hidup yang mereka inginkan. Itu berarti hanya lima dari seratus orang yang merencanakan apa yang akan mereka lakukan. Sementara itu juga diperkirakan hanya satu dari lima orang itu yang berhasil mencapai tujuannya. 

Wolfgang von Goethe mengatakan, “Berpikir itu mudah, bertindak itu sulit. Dan menuangkan pikiran ke dalam tindakan adalh perbuatan paling sulit di dunia.” 

Mungkin itulah sebabnya hanya segelintir orang saja yang mengikuti dan bertindak mencapai cita-cita dan impian mereka. Menurut Greg Harris, orang yang pernah melakukan penelitian tentang hal ini, dua per tiga dari orang yang diteliti (47 dari 100) menetapkan sasaran mereka. Dari 47 itu, hanya 10 orang yang membuat rencana realistis untuk meraih cita-citanya. Dari 10 orang itu, hanya ada 2 saja yang menjalankannya, dan berhasil.

Kesempatan untuk mewujudkan impian dan harapan kita dalam hidup akan lebih baik apabila direncanakan daripada bila tidak direncanakan. Jadi, tentukanlah tujuan-tujuan kita, dan lihatlah dunia menggerakkan langkah kaki kita, agar kita dapat meraih tujuan-tujuan itu.
 
Zacheela Dot Com
Zacheela Dot Com
Zacheela Dot Com