 |
| Cerita ini fiksi, 100% khayalan penulis. Jika mau menganggap ini nyata, ya nggak apa-apa. |
Terkadang, seseorang terlalu memandang jauh apa yang ada di depan.
Hingga, dia melupakan hal yang ada di sekitarnya. Dia menganggap,
bahwa hidupnya hanya untuk yang ada di depannya saja, sedangkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya tidak penting.
Orang yang seperti itu lupa satu hal. Dia bisa hidup hingga menjadi dirinya yang sekarang berkat lingkungan sekitar. Lingkungan dengan tulus memberinya tempat tinggal, makan, minum, kasih sayang, dan cinta. Ya, orang yang seperti itu, ibarat kacang lupa kulitnya.
Orang yang seperti itu, harus membuka matanya dengan benar. Dia harus memandang sekitar, dan menghayatinya. Jika tidak, dia hanya akan merasakan kesepian dalam mencapai tujuan.
Hei, mungkin dia tidak sadar, bahwa ketika dia tidak peduli terhadap sekitar, ada seseorang yang benar-benar memperhatikannya. Ketika dia fokus terhadap orang lain yang ada di depannya, orang itu akan ada di sampingnya, mendukungnya untuk terus berjuang. Orang itu tak peduli terhadap perasaannya sendiri, yang penting orang yang dia sayangi bahagia, meski harus bersama orang lain.
Betapa bodohnya jika orang itu menyia-nyiakan orang yang tulus itu. Ambil, dan jaga dia baik-baik!
